__
Gara-gara tadi pagi rumah gue didatangi beruang, DM Instagram gue mendadak rame.
Jujur gue gatau ini jenis beruang apa, tapi diliat dari ukurannya, kayaknya dia masih balita deh (semua kucing balita di mata gue. hehehe.)
Sampai sekarang gue masih heran kenapa kucing-kucing pada suka mampir ke rumah gue. Dari mulai gue SD, kucing pertama yang datang ke rumah kami diberi nama Manis. Dia masih gadis, berkulit belang tiga putih, oren, dan abu, dan, kalau dipanggil manis nyaut.
Idih, jadi kucing kok pede banget.
Kesenangan dengan kucing ini tampaknya menurun dari Nyokap. Dari muda, Nyokap memang suka melihara kucing. Ini gue tahu ketika iseng buka foto album lama, gue menemukan satu foto dengan pose gue naik sepeda roda tiga bareng abang gue, dan di sebelahnya ada kucing.
“Ini kucing ibu?” tanya gue.
“Iya. Itu si Dodi.”
“...”
“...”
“Dodi?”
Nyokap dengan tatapan bangga menjawab mantap, “Iya. Dodi.”
Ini Nyokap gue gak punya nama lain apa ya? Orang-orang kan ngasih nama kucing lucu-lucu. Ada Molly, ada Snowy. Tapi, dari sekian banyak kemungkinan nama-nama gemes itu… Dodi? Wow. Nggak sekalian aja gitu, Hermanto?
Di foto tersebut tampak gue, Tiyo (Abang gue), dan si Dodi bersepeda sore bersama. Kelihatannya sangat akrab dan bahagia sekali.
Entah obrolan apa yang terjadi di sore itu, tapi berkat Dodi, hidup gue mulai dipenuhi kucing.
Technically, gue tidak pernah memelihara kucing sih. Tapi entah gimana makhluk ini selalu ada di dekat gue. Ketika gue bilang selalu ada, ini maksudnya BENERAN ADA MULU WOOYY!
Berikut adalah kompilasi kucing-kucing yang datang dan pergi di hidup gue:
Mujaer ini bernama Kumal. Di suatu waktu, gue lupa ceritanya, tiba-tiba dia udah jadi bagian dari rumah kami aja. Tiap pagi nongkrong di atap mobil, tidak banyak bicara, dan lebih suka beraksi (makanin ayam sisa di rumah).
Dulu, sewaktu ngeblog, gue banyak ceritain soal si Kumal. Sampai dia meninggal karena tua. Gue ceritain lengkap kronologis meninggalnya di tulisan jadul ini.
Lain Kumal, lain Jangkung. Mujaer lain yang lumayan sering gue ceritain di Instagram. Dia datang ke rumah beberapa tahun terakhir. Tidak seperti Kumal yang gemoy, Jangkung ini tipikal cowok macho yang tidak suka bercerita. Ya, jangkung jarang mengeong. Seperti lelaki sejati, dia lebih memilih minum golda sambil duduk di kursi Indomaret.
Lucunya adalah, gue pernah mengira si Jangkung udah meninggal.
Di pagi itu, Nyokap gue tiba-tiba ngabarin kalau ada kucing yang mati di dekat rak TV. Dengan mata masih ngantuk sekaligus kaget, gue ngelihat sesosok tubuh Jangkung.
Gue nangis. Gak kuat nguburin Jangkung karena dialah makhluk yang udah dengerin curhatan-curhatan gak penting gue di masa-masa sulit.
Si mujaer lucu yang lebih milih kardus daripada tempat tidurnya ini, akhirnya telah tiada.
Seperti anak gaul lainnya, gue mengabarkan berita duka ini ke khalayak Instagram Stories. Gue masih ingat, saking sedihnya gue hari itu, gue sampai nangis kejer dan batalin jadwal ketemu sama temen.
Seminggu kemudian, si Jangkung balik ke rumah.
LAH INI YANG GUE KUBUR SIAPEEEE, KAMPRETTT?!!
__
Sebenarnya, tidak berapa lama Jangkung ke rumah, ada satu kucing lain yang ikut. Kucing ini, saking bingung dan krisis identitas, seringkali berganti nama. Kadang dia sesimpel si Adik, kadang Jangkung No 2, kadang Rizky Alexander.
Belakangan baru gue kasih nama: Kangkung.
Sejak pertama datang, Kangkung ini bermuka melas. Berhubung lebih kecil, Kangkung udah gue anggap sebagai adik Jangkung sendiri (gatau deh si Jangkung nganggep dia apa).
Kalo diliat-liat, dia ini gemes karena keliatannya gak bisa survive kalo gak ada gue. Badannya kecil, agak gembul, dan mukanya minta ditampol. Tipikal kucing yang suka datang, ngelus kepalanya ke kaki kita, lalu kita kasih dua ribuan karena kasian.
Sampai sekarang si Kangkung masih setia di rumah. Selalu nungguin gue kalo gue pulang, dan hobinya diem di depan motor (sengaja banget minta ditabrak).
__
Tidak hanya di rumah, seperti berbau whiskas, kucing-kucing pun suka nyamperin sewaktu gue bepergian. Kucing ini, misalnya. Yang tiba-tiba datangin gue sewaktu gue di Bali.
Tanpa dosa, si kucing ini jalan ke arah gue, naik ke kursi… lalu tidur di pangkuan gue sambil menyenderkan kepalanya ke tangan gue.
Jadilah tangan gue kram karena gabisa gerak disenderin kucing. Gak jadi kerja kabeh, Bos, gara-gara nungguin dia bangun.
__
Di Malang, lain lagi ceritanya.
Ketika itu gue dalam perjalanan menuju pantai Tanjung Penyu. Gue ada di wilayah perbukitan. Kira-kira 20 menit lagi menuju daerah pantai.
Berhubung gue suka dengan suasananya, gue mutusin untuk berhenti. Gue ngeluarin tripod dan kamera untuk merekam sewaktu gue beristirahat.
Tiba-tiba, dari dalam hutan, satu anak kucing loncat ke jalanan tempat gue duduk.
Kucing ini ngeong kenceng banget. Dia nyundulin kepalanya ke kaki gue berkali-kali, seperti mengajak main (kali?). Kukunya tajam banget, dan keliatannya dia emang kucing liar yang tinggal di dalam hutan ini. Akhirnya kami istirahat bareng setelah lari-larian.
Si kucing tak bernama ini bahkan masih mau ngikutin sampai gue di motor dan pengin lanjutin perjalanan.
__
Kalau ini, kucing di penginapan sewaktu gue mau bikin Picnic with Stranger. Gemes banget mereka siang-siang pada tidur dan gembul-gembul. Waktu itu gue memang menginap di daerah atas, jadi cuacanya memang dingin dan enak untuk tidur.
Di kesempatan yang lain, gue juga sempat bikin Camping with Strangers di Bandung. Sebetulnya nggak camping-camping amat karena kami menyewa satu tenda glamping di daerah gunung puntang.
Dan iya, di sana gue disamperin kucing lagi.
__
Itu mungkin sedikit dari lebih banyak lagi kucing-kucing yang datang dan pergi di hidup gue. Entah cuma buat nyamperin dan numpang tidur atau minta makan. Atau mereka yang tidur dan gue yang gangguin. Mulai dari kucing-kucing di terminal, sampai kucing yang bantuin nulis buku. Hehehe.
Sekarang, kucing yang masih suka hadir di rumah gue tinggal Kangkung dan satu kucing lebih kecil lagi. Kali ini gue tidak menganggapnya sebagai adik Kangkung karena dia nakal. Dia suka ngangguin dan nyakar si Kangkung. Padahal si Kangkung kakinya lagi sakit sampai jalannya pincang. Huhuhu.
Doain Kangkung cepet sembuh ya gez!