__
Ya. Elo nggak salah baca judulnya.
Aneh rasanya untuk orang yang dari dulu lebih suka beraktivitas di malam hari bikin tulisan tentang ini.
Tapi, itu faktanya.
Belakangan ini gue lagi mencoba untuk jatuh cinta dengan dunia pagi.
Dan, rasanya seru juga.
Karena petualangan Bali kemarin, gue jadi punya kebiasaan yang baru gue sadari ketika di rumah. Gue udah nggak pernah begadang lagi. Entah karena kebiasaan yang udah mulai terbangun (atau emang umur aja ya?), gue nggak bisa tidur larut. Akibatnya, gue jadi bangun pagi, cari atau bikin sarapan, dan mulai berkegiatan dari pagi tanpa perasaan buru-buru atau panik.
Seru juga ternyata untuk beranjak dari tempat tidur dalam kondisi setengah ngantuk, mencuci muka di wastafel, lalu masak kopi. Seru juga untuk berjalan kaki keluar rumah dengan baju bekas tidur, mencari abang gerobak bubur ayam, duduk di bangku kayu panjangnya, ngeliatin orang-orang yang memulai harinya.
Seru juga nyiram tanaman setelahnya, masih dengan muka beler, lalu samar-samar tercium aroma petrikor yang khas itu. Bau-bau sehabis hujan yang muncul dari tanah.
Seru juga untuk duduk diam, hanya mendengar suara ngeong kucing. Membiarkannya berjalan dan mengelus bulu-bulu halusnya di kaki gue.
Seru juga merasakan hangatnya matahari di ruang tamu yang menyusup lewat jendela yang gordennya dibuka sedikit. Energi yang pelan-pelan muncul ini. Kantuk yang hilang tanpa scroll media sosial. Lalu mencoba untuk kembali membaca buku. Pelan-pelan. Halaman demi halaman. Dan akhirnya mandi untuk mulai bekerja, melakukan entah apapun itu.
Seru juga ternyata kehidupan pagi yang terasa lambat ini.
Gosh, I hope it becomes a habit that I don’t realize anymore.